YANG TAK PERNAH
#1
seperti yang sudah-sudah
senja juga harus permisi
juga rindu yang telah beku
ada ragu tentang malam
adakah mimpi kali ini?
#2
terakhir kali kita bertemu di
mimpi seminggu lalu
“jangan tinggalkan aku sendiri”
kita saling berbisik
saling berpegangan tangan
#3
yang tak pernah
benar-benar terjadi apakah
betul ada kebersamaan
antara kau dan aku
aku belum juga bisa tidur
#4
yang tak pernah, entah
selamat malam
telah kau pejamkan mataku
Laut Dendang, 2004
YANG DIRAJAM MALAM
yang dirajam malam adalah keheningan bagi perindu
semacam ngilu merambati sel-sel pada tubuh
apa yang kita cari pada malam, jawabnya ada pada
hati, menggantung berayun-ayun
pada langit berikan bintang dan bulan serta awan
agar malam mengurung kesempurnaan rasa rindu
yang dirajam malam adalah keheningan bagi pecinta
mulut berembun memuja lagu-lagu nostalgia
warna malam yang tak dapat dijelaskan menyerupai
wajah kekasih dibalik cadar, sangat memesona
Medan, 2002
TANGKE NATE
mungkin dengan jujur harus
berkata bahwa engkau perlu ada
setiap tarikan nafas dimulai
setiap langkah kaki diayun
entah sampai kapan aku bohongi
keberadaanmu, kenyataanmu
mungkin dengan sayang harus
merasa bahwa engkau memang ada
dikeringat yang asin rasanya
didarah yang amis baunya
Laut Dendang, 2004
CATATAN HARIAN
1. dalam gigil yang panjang
dalam gigil yang panjang ini kusisihkan
rindu akan hangatmu, juga belaian
sebab angin berhembus terlalu kencang menerpa
tubuh tipisku, aku rindu kamu entah kenapa
2. sajadah
doa-doa pecah membentur sajadahku, aku leleh tak
sadarkan diri larut pada dzikir yang bergelombang
aku lihat perahu Nuh, Musa membelah laut merah
aku berenang pada sajadah yang menjadi laut-Mu
3. engkau selalu mengintaiku
dan jendela itu menyambutnya, mengapai lalu menciumnya
dalam-dalam, mereka menari berpelukan sangat mesra
seperti saudara kembar yang lama tak pernah sua
ah, maut dan rindu engkau selalu mengintaiku diam-diam
Medan-Aceh, 2005
Zakir, lahir di Aceh Tengah, 13 Mei 1981, menamatkan pendidikan di Universitas Negeri Medan, 2004. Menulis puisi sejak SMA, beberapa puisi dipublikasikan di Harian terbitan Medan serta dibukukan dalam Antologi Puisi “Gapai Rindu” (Basastria Unimed, 2003) dan Kumpulan Puisi “Kopi 1,550 mdpl” (The Gayo Institute, 2016), juara III Lomba Cipta Puisi Online II Telkom 2004, sekarang menetap di Bener Meriah.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini